JAKARTA - Forum terbesar di dunia maya, Kaskus mengaku kaget ketika upaya pemblokiran situs porno yang dilakukan kementerian komunikasi dan informatika (Kemkominfo) justru mengenai sistem inventory iklan situsnya. Sistem inilah yang mengatur sejumlah iklan yang ada di Kaskus.
"Kami juga kaget mengapa sistem inventory iklan kami juga ikut terblokir. Tadi Kemkominfo telah meminta klarifikasi kepada kami, dan kami sudah menjelaskan. Mereka sepertinya 'kebakaran jenggot' karena pemblokiran justru mengenai situs-situs lainnya yang bukan masuk kategori porno," kata Founder dan CEO Kaskus, Andrew Darwis saat dihubungi okezone, Rabu (11/8/2010).
Andrew menilai upaya pemblokiran sebaiknya harus mempertimbangkan berbagai faktor lainnya.
"Pemblokiran situs porno ini bisa diibaratkan sebagai usaha menggarami air laut, sia-sia, karena banyak cara untuk mengakali akses situs porno. Selain itu nantinya ditutup satu juga akan muncul situs yang lain," tandas Andrew.
Selanjutnya Andrew menyatakan, pihaknya tak terima bila Kaskus dikategorikan sebagai situs porno.
"Tapi sebenarnya bila dikatakan untuk merapihkan atau filterisasi konten porno, kami setuju. Saat ini list situs porno yang ada sembarangan. Jangan sampai situs yang bukan masuk kategori porno juga kena imbasnya, jangan sampai Indonesia seperti negara komunis yang membatasi setiap alur informasi, pemerintah harus berhati-hati," tuturnya.
Di Kaskus, upaya pengawasan terhadap konten-konten porno masih dilakukan dengan mengandalkan tim yang setiap hari mengawasi setiap postingan.
"Kami memiliki tim yang namanya 'Hansip', mereka tiap hari 'muter' memantau setiap postingan. Selain hansip kami juga mengandalkan laporan-laporan dari user, moderator, bila ada postingan yang nyerempet-nyerempet ke arah pornografi," kata Andrew.
Namun upaya tersebut diakui Andrew masih memiliki sejumlah kelemahan, mengingat banyaknya jumlah postingan.
"Bayangkan dalam satu detik ada sekira 30 postingan, jadi sistem kami masih kejar-kejaran, tapi kami sangat dibantu oleh member yang melaporkan postingan-postingan berbau porno maupun penghinaan Suku, Agama, dan Ras," papar Andrew. (ugo)
Post a Comment